Disini saya akan membahas kandungan hadist bukhori no.1,
yang membahas tentang Amalan tergantung dari niatnya.
AMALAN TERGANTUNG PADA NIAT KITA
📚 *Hadits Arbain 01:*
Setiap Amalan Tergantung pada Niat
📕 *Dari Amirul Mukminin,
Abu Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,*
إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى
فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ
ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ
إلى ما هَاجَرَ إليهِ
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap
orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah
dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya
karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada
yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no.
1907]
✅ *Penjelasan*
Hadits ini menjelaskan bahwa setiap amalan benar-benar
tergantung pada niat. Dan setiap orang akan mendapatkan balasan dari apa yang
ia niatkan.
*Balasannya sangat mulia ketika seseorang berniat ikhlas
karena Allah, berbeda dengan seseorang yang berniat beramal hanya karena
mengejar dunia seperti karena mengejar wanita.*
👉📕 *Dalam hadits
disebutkan contoh amalannya yaitu hijrah, ada yang berhijrah karena Allah dan
ada yang berhijrah karena mengejar dunia.*
✅.```Niat secara bahasa berarti
al-qashd (keinginan). Sedangkan niat secara istilah syar’i, yang dimaksud
adalah berazam (bertedak) mengerjakan suatu ibadah ikhlas karena Allah, letak
niat dalam batin (hati).```
Kalimat “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada
niatnya”, ini dilihat dari sudut pandang al-manwi, yaitu amalan. Sedangkan
kalimat “Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan”, ini dilihat dari
sudut pandang al-manwi lahu, yaitu kepada siapakah amalan tersebut ditujukan,
ikhlas lillah ataukah ditujukan kepada selainnya.
Faedah Hadits
1⃣-
Dalam Jami’ Al-‘Ulum
wa Al-Hikam (1:61) Hadits ini dikatakan oleh Imam Ahmad sebagai salah satu
hadits pokok dalam agama kita (disebut ushul al-islam). Imam Ibnu Daqiq Al-‘Ied
dalam syarhnya (hlm. 27) menyatakan bahwa Imam Syafi’i mengatakan kalau hadits
ini bisa masuk dalam 70 bab fikih. Ulama lainnya menyatakan bahwa hadits ini
sebagai tsulutsul Islam (sepertiganya Islam).
2⃣- Tidak
mungkin suatu amalan itu ada kecuali sudah didahului niat. Adapun jika ada
amalan yang tanpa niat, maka tidak disebut amalan seperti amalan dari orang
yang tertidur dan gila. Sedangkan orang yang berakal tidaklah demikian, setiap
beramal pasti sudah memiliki niat. Para ulama mengatakan, “Seandainya Allah
membebani suatu amalan tanpa niat, maka itu sama halnya membebani sesuatu yang
tidak dimampui.”
3⃣- “Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan”, maksud hadits ini adalah setiap orang akan memperoleh pahala
yang ia niatkan.
4⃣
*Niat itu berarti bermaksud dan berkehendak. Letak niat adalah di dalam hati.*
👤 *Ibnu Taimiyah
rahimahullah mengatakan,*
وَالنِّيَّةُ مَحَلُّهَا الْقَلْبُ بِاتِّفَاقِ الْعُلَمَاءِ ؛
فَإِنْ نَوَى بِقَلْبِهِ وَلَمْ يَتَكَلَّمْ بِلِسَانِهِ أَجْزَأَتْهُ النِّيَّةُ بِاتِّفَاقِهِمْ
“Niat itu letaknya di hati berdasarkan kesepakatan ulama.
Jika seseorang berniat di hatinya tanpa ia lafazhkan dengan lisannya, maka
niatnya sudah dianggap sah berdasarkan kesepakatan para ulama.” (Majmu’ah
Al-Fatawa, 18:262)
5⃣
*Niat ada dua macam: (1) niat pada siapakah ditujukan amalan tersebut (al-ma’mul lahu), (2) niat amalan.*
Niat jenis pertama adalah niat yang ditujukan untuk
mengharap wajah Allah dan kehidupan akhirat. Inilah yang dimaksud dengan niat
yang ikhlas.
6⃣-
*Hijrah itu berarti meninggalkan. Secara istilah, hijrah adalah berpindah dari
negeri kafir ke negeri Islam. Hijrah itu hukumnya wajib bagi muslim ketika ia
tidak mampu menampakkan lagi syiar agamanya di negeri kafir.*
Hijrah juga bisa berarti berpindah dari maksiat kepada
ketaatan.
7⃣-
*Dalam beramal butuh niat ikhlas. Karena dalam hadits disebutkan amalan hijrah
yang ikhlas dan amalan hijrah yang tujuannya untuk mengejar dunia. Hijrah
pertama terpuji, hijrah kedua tercela*
8⃣
*Manusia diganjar bertingkat-tingkat sesuai dengan tingkatan niatnya.* Ada yang
sama-sama shalat, namun ganjarannya jauh berbeda. Ada yang sama-sama sedekah,
namun pahalanya jauh berbeda karena dilihat dari niatnya.
9⃣
*Orang yang berniat melakukan amalan shalih namun terhalang melakukannya bisa
dibagi menjadi dua:*
1- Amalan yang dilakukan sudah menjadi kebiasaan atau
rutinitas (rajin untuk dijaga). Lalu amalan ini ditinggalkan karena ada uzur,
maka orang seperti ini dicatat mendapat pahala amalan tersebut secara sempurna.
2. Jika amalan tersebut bukan menjadi kebiasaan, maka jika
sudah berniat mengamalkannya namun terhalang, akan diperoleh pahala niatnya
(saja).
Sumber : DISINI
Semoga bermanfaat bagi anda semua
Terima kasih telah berkunjung di blog kami
Kunjungi terus blog kami disini
#SalamPeoplePower
Bertanyalah dengan bahasa yang baik dan berkomentarlah dengan etika yang benar.