Halo Sobat Semua
Bertemu lagi dengan saya
Kini kami akan menngupas sebuah berita intelijen
IntelijenAgency =>Ketua DPD Gerindra Jabar Mulyadi menyambut positif dihentikannya kasus dugaan penghinaan lambang negara (Pancasila) yang melibatkan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab oleh Polda Jabar. Namun, Mulyadi enggan memanfaatkan moment tersebut dilibatkan dalam ajang politik khsusunya untuk kemenangan Pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu.
“Kami tidak ingin seolah-olah memanfaatkan momen ini di Pilgub Jabar. Tapi, umat bisa menganalisis dan melihat sendiri seperti apa kasusnya,” kata Mulyadi saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Menurut dia, persoalan agama yang terjadi dalam politik tidak akan dimanfaatkan dalam pemenangan di Pilgub Jabar. Tetapi, kata dia, politik di Jabar tentu akan menggunakan syariat agama agar pelaksanaannya berjalan lancar, aman dan damai.
“Kami tidak akan manfaatkan agama untuk politik. Tapi, politik untuk agama jangan dibalik karena ini penting,” kata dia.
Mulyadi mengatakan, diberhentikannya kasus ini telah memperlihatkan objektifitas kepolisian terhadap tuduhan yang melibatkan Habib Rizieq. Kriminalisasi terhadap ulama seharusnya tidak terjadi di Indonesia dan dimanapun. Sebab, keberadaan kaum ulama di Tanah Air telah dilindungi undang-undang.
“Saya sebagai pribadi dan sebagai umat muslim terkait SP3 Habib Rizieq, ya bersyukur. SP3 ini dikeluarkan secara objektif apa adanya. Sesuai bukti dan proses hukum. Kami juga berharap kedepan tidak ada lagi kriminalisasi terhadap ulama karena semua sudah diatur Undang-undang,” kata Mulyadi.
Kendati demikian, kata Mulyadi, dihentikan atau tidaknya kasus yang menjerat Habib Rizieq itu tetap akan berpengaruh dalam pertarungan pasangan Asyik di Pilgub Jabar. Sebab, keputusan para ulama, kiyai, dan habaib untuk memutuskan dukungan kepada pasangan calon tentu sudah dalam kajian dan musyawarah secara bersama dikalangan mereka. Hal itu juga akan menjadi peluang kemenangan. Apalagi, Habib Rizieq telah memberikan dukungan kepada pasangan Asyik saat pertemuan bersama Sudrajat-Syaikhu di Mekkah beberapa waktu lalu.
“Pasangan Asyik akan terus berjuang. Terkait adanya imbauan dari suara Habib pasti akan diikuti jamaahnya. Dukungan ini tidak sembarangan pasti sudah ada kajian, musyawarah, dan komitmen bersama. Tentu akan sangat berpengaruh,” ungkap dia.
Kedepan, kata Mulyadi, partai koalisi (Gerindra-PKS) pendukung pasangan Asyik akan terus bekerja untuk meraih kemenangan di Pilgub Jabar. Tim akan berupaya mendekati masyarakat di Jabar dan meyakinkan jika pasangan Asyik adalah calon pemimpin yang mampu menyelesaikan persoalan di Jabar.
“Selama ini kita sudah bekerjasama membangun masyarakat melalui partai politik. Karena partai politik akhirnya diakui sebagai sarana sebagai tempat calon pemimpin berdasarkan dengan koridornya yang layak dipilih sesuai ajaran agama,” pungkas dia.
OK, thanks telah membaca
Salam Intelijen
Bertemu lagi dengan saya
Kini kami akan menngupas sebuah berita intelijen
KAMI TAK INGIN MANFAATKAN AGAMA UNTUK POLITIK
||
IntelijenAgency =>Ketua DPD Gerindra Jabar Mulyadi menyambut positif dihentikannya kasus dugaan penghinaan lambang negara (Pancasila) yang melibatkan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab oleh Polda Jabar. Namun, Mulyadi enggan memanfaatkan moment tersebut dilibatkan dalam ajang politik khsusunya untuk kemenangan Pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu.
“Kami tidak ingin seolah-olah memanfaatkan momen ini di Pilgub Jabar. Tapi, umat bisa menganalisis dan melihat sendiri seperti apa kasusnya,” kata Mulyadi saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Menurut dia, persoalan agama yang terjadi dalam politik tidak akan dimanfaatkan dalam pemenangan di Pilgub Jabar. Tetapi, kata dia, politik di Jabar tentu akan menggunakan syariat agama agar pelaksanaannya berjalan lancar, aman dan damai.
“Kami tidak akan manfaatkan agama untuk politik. Tapi, politik untuk agama jangan dibalik karena ini penting,” kata dia.
Mulyadi mengatakan, diberhentikannya kasus ini telah memperlihatkan objektifitas kepolisian terhadap tuduhan yang melibatkan Habib Rizieq. Kriminalisasi terhadap ulama seharusnya tidak terjadi di Indonesia dan dimanapun. Sebab, keberadaan kaum ulama di Tanah Air telah dilindungi undang-undang.
“Saya sebagai pribadi dan sebagai umat muslim terkait SP3 Habib Rizieq, ya bersyukur. SP3 ini dikeluarkan secara objektif apa adanya. Sesuai bukti dan proses hukum. Kami juga berharap kedepan tidak ada lagi kriminalisasi terhadap ulama karena semua sudah diatur Undang-undang,” kata Mulyadi.
Kendati demikian, kata Mulyadi, dihentikan atau tidaknya kasus yang menjerat Habib Rizieq itu tetap akan berpengaruh dalam pertarungan pasangan Asyik di Pilgub Jabar. Sebab, keputusan para ulama, kiyai, dan habaib untuk memutuskan dukungan kepada pasangan calon tentu sudah dalam kajian dan musyawarah secara bersama dikalangan mereka. Hal itu juga akan menjadi peluang kemenangan. Apalagi, Habib Rizieq telah memberikan dukungan kepada pasangan Asyik saat pertemuan bersama Sudrajat-Syaikhu di Mekkah beberapa waktu lalu.
“Pasangan Asyik akan terus berjuang. Terkait adanya imbauan dari suara Habib pasti akan diikuti jamaahnya. Dukungan ini tidak sembarangan pasti sudah ada kajian, musyawarah, dan komitmen bersama. Tentu akan sangat berpengaruh,” ungkap dia.
Kedepan, kata Mulyadi, partai koalisi (Gerindra-PKS) pendukung pasangan Asyik akan terus bekerja untuk meraih kemenangan di Pilgub Jabar. Tim akan berupaya mendekati masyarakat di Jabar dan meyakinkan jika pasangan Asyik adalah calon pemimpin yang mampu menyelesaikan persoalan di Jabar.
“Selama ini kita sudah bekerjasama membangun masyarakat melalui partai politik. Karena partai politik akhirnya diakui sebagai sarana sebagai tempat calon pemimpin berdasarkan dengan koridornya yang layak dipilih sesuai ajaran agama,” pungkas dia.
OK, thanks telah membaca
Salam Intelijen